Indahnya Sastra

Sabtu, 17 April 2010


Bayangmu yang aku kejar
Senja selalu dihajar
kawan yang tiada tawar
hanya namamu sang Penawar

Ad' tersayang
Masih terasa suara itu
Paras wajah yang suci
Senyum terlantun lewat kata

Waktu,
Sampai kapan kau terus berjalan
Lama aku mengikutimu
menikmati angin bayangmu
Semu tapi nyata

Tapi,
menyita kata adalah sia-sia
membuat perahu butuh balok
dan harus dekat laut

Kiranya bisa
Ajari aku yang tak tahu
ajari aku yang bisu

Sebab
Rindu ini mulai pudar
Bintang itu mulai menyapa fajar,

Ad' salam dan doaku untukmu,
amiin.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar